Ada perbedaan mendasar antara pria dan wanita
dalam memandang soal cinta. Perbedaan tersebut tentu saja memberi pengaruh
terhadap sikap dan perilaku keduanya.
Pria yang diyakini lebih mengandalkan logika ketika
dirinya jatuh cinta ketimbang wanita, biasanya akan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan umum seperti “Dia sebenarnya suka gak ma aku ?”, “Pilih
mana, titip salam dulu atau PDKT dulu ?” “Cewek itu sebenarnya lebih suka
pujian atau jalan-jalan?” “Kalau nembak sekarang, bakalan diterima gak ya ?”
“si dia ini pasti banyak yang ngecengin, mundur apa maju neh ?”dan lain-lain.
Tak jarang ketika logikanya gak ‘nembus‘,
seorang pria urung mengungkapkan perasaannya, karena yakin pujaan hatinya itu
tak pernah memberi dia sebuah harapan. Padahal, bisa saja wanita yang
disukainya sama-sama tertarik, hanya saja sikapnya lebih tertutup.
Sebaliknya, wanita akan lebih mengandalkan perasaannya
dibanding logikanya sendiri kala jatuh cinta. Pendapat ini lebih kuat dan
diyakini banyak kaum pria, setelah melihat beberapa kasus dimana seorang wanita
tiba-tiba mau menerima cinta seorang pria yang dulu pernah dibencinya, lantaran
tersentuh hatinya akan ketulusan cinta si pria.
Hidup dan Matinya cinta, juga banyak dipengaruhi
oleh faktor “logika dan perasaan ini”. Lihat saja, beberapa tayangan televisi
yang pernah mengekspos sebuah aksi bakar diri seorang istri lantaran cemburu
pada sang suami. Perasaan si istri yang sudah sakit terbukti mengalahkan
logikanya bahwa bakar diri itu menyakitkan bahkan dilarang agama.
BACA
JUGA CARA MERANCANG MASA
TUA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar