SUASANA rumah yang tadinya hening tiba-tiba jadi gaduh setelah Tania pulang sekolah. Pintu terbanting keras. Pupu anjing pudelyang kecil manis, mengaing dan terpincang-pincang kena tendang. Tas terhempas ke atas bufet. Sepatu terlempar mengenai kulkas. Pokoknya rumah jadi berisik dan klontangan.
Selidik punya selidik, ternyata persoalannya begini : malam minggu lalu, Handy pacar Tania tidak muncul. Tentu saja Tania panas, pacarnya mulai berani melanggar “adat-istiadat” orang pacaran. Eh, tadi pagi Nia cerita disekolah, malam minggu itu ia melihat Handy gandengan tangan dengan seorang gadis di Plaza semanggi. Tania tambah panas. Tadi, sepulang sekolah, dia menguber Handy ke sekolahnya. Tidak ketemu.
Itulah yang membuat Tania ngamuk nggak karuan. Panas hati dan kesalnya memuncak sampai ubun-ubun. Dadanya terasa sumpek, rasa-nya pengen teriak dan ngamuk.
ADA LAGI CERITA TENTANG RENATA
Pagi itu Renata tergopoh-gopoh masuk kelas. Tadi dijalan ia melihat Sigit mengalami kecelakaan. Motornya terserempet metro mini.lukanya cukup parah. Petugas ambulansnya bilang, kemungkinan Sigit butuh donor darah. “Rio, tolong tanya teman-teman yang berdarah O. Langsung saja berangkat ke rumah sakit. Oya, tolong kasi tahu sekaligus minta izin kepsek. Kita perlu kerumah sakit segera!” ujar Renata kepada Rio, sang ketua kelas. “aku mau hubungi orang tua Sigit dulu,”lanjut Renata.
Rio langsung bergerak. Sementara teman-teman cewek mereka yang lain pada melongo. Renata begitu sigap dan semangat untuk mengusahakan pertolongan buat Sigit. Padahal, mereka tahu persis Sigit baru saja menyakiti hati Renata. Sigit baru saja mengkhianati cinta Renata dan beralih ke Sinta, anak berambut panjang dari kelas sebelah.
“Kalo gue jadi lu, nggak bakal mau capek-capek nolong Sigit. Ngapain ? Brensek gitu, biar saja mampus sekalian,”komentar Dewi.
Apa jawab Renata ?“ nggak boleh gitu dong. Emang, dia baru nyakitin gue, tapi itu nggak boleh dijadikan alasan untuk nggak nolong dia. Persoalannya kan lain. Soal Cinta, ya Cinta. Urusan kecelakaan, ya kecelakaan,” katanya mantap.
Dari dua persoalan diatas kita bisa melihat beda antara Tania dan Renata dalam menghadapi Persoalan. Memang, persoalan yang mereka hadapi berbeda, tapi sama-sama masih ada kaitan dengan Cinta mereka. Dari sikap mereka terlihat bahwa Renata lebih jernih dalam meneropong masalah.
JAGA SUDUT PANDANG PERSOALAN
BENTUK sebuah benda, pasti akan berbeda kalau kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Dari samping Kiri, kanan, dari atas pasti akan terlihat beda. Begitu pula suatu persoalan. lain orang, mungkin akan lain penilaian, lain pula kesimpulan atau Reaksi terhadap masalah itu.
Contohnya Tania. Persoalannya Tania sebenarnya marah dan cemburu. Dia ngamuk-ngamuk karena Handy tidak datang pas malam minggu, dan ternyata nyeleweng pula. Jadi, urusannya antara Tania dengan Handy pribadi. Kok dia marah pada pintu, anjing, sepatu, si bibi, dan sebagainya.
Berbeda dengan Renata. Ia bisa menempatkan persoalan dan mengambil tindakan dengan pikiran jernih. Ia bisa melihat, urusan pengkhianatan sigit adalah urusan cinta urusan cinta memang begitu, bisa rukun bisa juga ribut. Bisa langgeng, bisa putus sewaktu-waktu. Soal kecelakaan yang menimpa Sigit, itu urusan nyawa manusia. Renata, sadar persoalan nyawa harus dilepaskan dari persoalan apakah dia bekas pacar, teman, saudara atau bahkan orang tidak dikenal. Dalam persoalan seperti ini nyawa diselamatkan terlebih dahulu, yang lain nomor dua.
Sayang tidak semua orang selalu ingat mempertanyakan dirinya sendiri apakah ia benar atau salah dalam melihat satu persoalan. contohjya Tania tadi.
CONTOH lain adalah Arga dan Alya. Pasangan remaja ini sering ribut. Ada-ada saja yang dipermasalahkan. “kamu kok kelihatan genit, pake lipstik segala,”omel Arga suatu kali. “kok, kamu ngerokok terus ? pusing kepalaku,” kata Alya pada saat lain.
Setiap bertemu mereka bergantian saling ngomel dan menyalahkan. Akibatnya, mereka selalu berantem. Kenapa ? selidik punya selidik, mereka ternyata sering sama-sama tidak jujur menempatkan persoalannya. Waktu ngomel soal lipstik, sebenarnya Arga cemburu karena melihat Alya ngobrol-ngobrol akrab dengan seorang cowok. Tentu saja alya jengkel, karena sebelumnya toh ia sudah biasa pake lipstik. Sebaliknya, waktu ngomel soal rokok, sebenarnya bukan karena Alya benci betul asap rokok. Toh, dari dulu Arga sudah merokok. Yang dijengkelkan Alya adalah sudah dua minggu Arga tidak ngajak Nonton. Nah.. !
Dikutip dari : Nestor Rico T.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar