Kelinci memang dari dulu terkenal sebagai hewan yang bernyali kecil,
sering ketakutan tanpa alasan yang jelas, sesegera mungkin menyingkir
bila dia merasa terganggu keamanannya.
Suatu hari, terlihat sekelompok kelinci sedang berkumpul di tepi sebuah
sungai, mereka sibuk berkeluh kesah meratapi nyalinya yang kecil,
mengeluh kehidupan mereka yang senantiasa dibayangi dengan mara bahaya.
Semakin mereka ngobrol, semakin sedih dan ketakutan memikirkan nasib
mereka.
Alangkah malangnya lahir menjadi seekor kelinci. Mau lebih kuat tidak
punya tenaga, ingin terbang ke langit biru tidak punya sayap, setiap
hari ketakutan melulu. Mau tidur nyenyak pun sulit karena terganggu oleh
telinga panjang yang tajam pendengarannya sehingga matanya yang
berwarna merah pun semakin lama semakin merah saja.
Mereka merasa hidup ini tidak ada artinya. Dari pada hidup menderita
ketakutan terus, mereka berpikir lebih baik mati saja. Akhirnya mereka
mengambil keputusan beramai-ramai hendak bunuh diri dengan melompat dari
tepian tebing yang tinggi dan curam. Maka para kelinci terlihat
berbondong-bondong menuju ke arah tebing.
Saat mereka melewati pinggir sungai, ada seekor katak yang terkejut
melihat kedatangan kelinci yang berjumlah banyak. Tergesa-gesa si katak
ketakutan dan segera meloncat ke sungai melarikan diri.
Walaupun si kelinci sering menjumpai katak yang melompat ketakutan saat
melihat kelinci melintas, tetapi sebelum ini mereka tidak peduli.
Berbeda untuk kali ini. Tiba-tiba ada seekor kelinci yang tersadar dari
kesedihannya dan langsung berteriak, “Hei, berhenti! Kita tidak usah
ketakutan sampai perlu harus bunuh diri.
Karena lihat lah, ternyata ada hewan lain yang lebih tidak bernyali
dibandingkan kita yakni si katak yang terbirit-birit saat melihat kita!
Mendengar kata-kata itu, kelinci yang lain tiba-tiba pikiran dan hatinya
terbuka, seoleh-oleh tumbuh tunas keberanian di hati mereka. Maka
dengan riang gembira mereka mulai saling membesarkan diri masing-masing,
“iya, kita tidak perlu ketakutan!”. “Tuh kan, ada mahluk lain yang
lebih pengecut dari kita”, “Iya, kita harus semakin berani”.
Perlahan-lahan mereka berbalik arah kembali kearah pulang dengan riang
gembira dan melupakan niatnya untuk bunuh diri.
Pembaca yang budiman,
Saat keberuntungan sedang tidak memihak kepada kita, Jangan suka
meratapi nasib yang dirundung malang seakan-akan hanya kitalah mahluk
paling menderita di muka bumi ini. Lihatlah disekeliling kita. Masih
begitu banyak orang yang lebih susah, sengsara dan sial dibandingkan
kita. Jika mereka yang hidup dalam kekurangan tetapi mampu menjalaninya
dengan tegar dan tetap berjuang, kenapa kita tidak?
Apapun keadaan kehidupan kita hari, seharusnya kita jalani dengan
optimis dan aktif, nasib tidak akan dapat kita robah tanpa manusia itu
sendiri yang siap merobahnya, Karena sesungguhnya ‘sukses adalah hak
setiap orang’ success is my right, bagi siapa saja yang mau berjuang
dengan sungguh-sungguh.
Salam sukses selalu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar